Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Opini : Pemuda Bungkam, Demokrasi Mati!

Kamis, 17 Juni 2021 | Juni 17, 2021 WIB Last Updated 2021-06-17T13:36:04Z

Ket Gambar : Ichwanul Abdillah ( Ketum GPPM Koltim)

Oleh : Muh. Ichwanul Abdillah ( Ketua Umum GPPM Koltim)


Pemuda merupakan suatu generasi penerus bangsa memang telah menjadi suatu pemahaman yang tidak baru lagi. Bahkan kemajuan suatu bangsa juga sering dikaitkan dengan bagaimana peran pemuda didalamnya, seperti bagaimana produktifitas pemuda demi kemajuaan dan eksistensi bangsanya. Tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia, generasi muda juga menjadi suatu tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa.


Peran pemuda dalam memajukan suatu daerah memang sangat penting, karena hal terindah yang dimiliki pemuda adalah idealisme nya, apabila idealisme itu sudah dicampuri dengan dengan kepentingan maka jangan harap Demokrasi kita akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.


Salah satu peran pemuda ialah sebagai Agent of Change Peran pemuda sebagai generasi penerus bangsa Indonesia yang pertama dapat dilihat dari peran pemuda sebagai agent of change atau agen perubahan. Artinya bahwa pemuda Indonesia sebenarnya memiliki peranan untuk menjadi pusat dari kemajuan bangsa Indonesia itu sendiri. Dalam hal ini dapat dilakukan melalui pengadaan perubahan-perubahan dalam lingkungan masyarakat, baik secara nasional maupun daerah, menuju kepada arah yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.


Selain itu, Pemuda juga sebagai Agent of Developmet Selain menjadi agen perubahan, peran pemuda juga sebagai agent of development atau agen pembangunan sebagai penerus bangsa. Artinya bahwa para pemuda Indonesia memiliki peran dan tanggung jawab dalam upaya melancarkan atau melaksanakan berbagai macam pembangunan di berbagai macam bidang, baik pembangunan nasional maupun pembangunan daerah.


Maka dari itu, idealnya pemuda harus tetap menyuarakan kebenaran agar Demokrasi kita tetap berjalan, serta sila ke 5 dalam pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia dalam tercapai.


Ahir ahir ini banyak persoalan yang terjadi dinegeri kita, terus peran pemuda dimana? Apakah kemudian pemuda harus bungkam? Apakah karena covid19 pemuda tidak bisa berbuat apa apa? Tentu jawabanya ialah pemuda yang lahir sebagai penjawab tantangan zaman harus tetap hadir disegala bidang persoalan, karena kehadiran pemuda sangat diharapkan agar demokrasi indonesia tetat berjalan sesuai yang kita inginkan.


Masalah demokrasi Indonesia yang terlihat krusial adalah absennya masyarakat sipil yang kritis kepada kekuasaan, buruknya kaderisasi partai politik, hilangnya oposisi, pemilu biaya tinggi karena masifnya politik uang dalam pemilu, kabar bohong dan berita palsu, rendahnya keadaban politik warga, masalah pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu yang belum tuntas hingga kini, kebebasan media dan kebebasan berkumpul, dan berserikat, serta masalah masalah intoleransi terhadap kelompok minoritas.


Kita mengalami situasi krisis suara kritis kepada kekuasaan karena hampir semua elemen masyarakat sipil dari mulai LSM, kampus, media dan mahasiswa telah merapat dengan kekuasaan atau sekurang-kurangnya memilih untuk diam demi menghindari "stigma" berpihak kepada kelompok intoleran yang anti-Pancasila dan anti-demokrasi.


Sedikit-banyak ini disebabkan oleh polarisasi politik yang tajam yang membelah Indonesia menjadi dua kubu, yang membuat setiap suara mengkritik pemerintah segera dikelompokkan ke kubu anti-pemerintah. Padahal absennya suara kritis adalah kehilangan besar untuk demokrasi yang membutuhkan kekuatan yang sehat untuk mengontrol kekuasaan.


Kampus perlu mendapat catatan secara khusus karena baru kali ini sejak era Reformasi kampus begitu berlomba-lomba merapat kepada kekuasaan, terlihat dari maraknya praktik kooptasi ikatan alumni dengan orang-orang di lingkaran istana yang jadi ketuanya, pemberian gelar doctor honoris causa kepada elite politik yang tidak didasarkan kepada kontribusi nyatanya kepada masyarakat dan ilmu pengetahuan melainkan lebih karena pertimbangan politik, absennya gerakan mahasiswa yang membawa gagasan bernas dan berani bersuara kritis kepada kekuasaan, dan kekuasaan sangat besar yang dimiliki pemerintah untuk menentukan rektor terpilih melalui kementerian dikti.


Melalui tulisan ini kami ingin menyampaikan bahwa pemuda harus tetap menyuarakan kebenaran karena nasib bangsa kita sepenuhnya ada di tangan pemuda.

×
Berita Terbaru Update