Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Usia 25 Tahun, Julita Menjadi Kades Termuda Pada Pilkades Serentak di Koltim

Jumat, 03 Februari 2023 | Februari 03, 2023 WIB Last Updated 2023-02-04T01:03:43Z

Pelantikan Kades di Dangia. Foto (Istimewa) 

Koltim, Koltimnews.com –
Pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di 83 Desa di Kabupaten Kolaka Timur yang digelar pada, 19 Desember 2022 lalu, mencatatkan sejarah terpilihnya Kepala Desa (Kades) termuda. Terpilihnya Julita, S.S (25) sebagai Kades termuda pada kontestasi tersebut, berawal dari semangatnya membangun desa, sehingga ia berjuang untuk menjadi Kades Lembah Subur.


Julita menjelaskan, bahwa pada Juli 2022 lalu, dirinya baru menginjak umur 25 tahun sesuai dengan KTP yang dimilikinya. Dari itulah dirinya menjadi satu-satunya kontestan Pilkades serentak 2022 termuda, dan menjadi Kades Lembah subur masa jabatan 2023-2029 mendatang.


“Betul saya baru berusia 25 tahun, tepatnya bulan Juli kemarin. Di Kolaka Timur, saya yang termuda, malah bisa jadi termuda di Sulawesi Tenggara atau bahkan di Indonesia,” ucapnya.


Kemenangannya ini, ia raih setelah berhasil mengungguli 2 calon Kades lainnya. Di mana, ia merupakan calon nomor dua, dengan total perolehan 519 suara, selisih 98 suara dari kontestan nomor satu, dengan 421 suara, dari total 1179 suara sah di 6 TPS.



Lebih lanjut, terkait motivasi nya menjadi kades, Julita didorong oleh masyarakat, orang tuanya selaku mantan Kepala Desa Lembah subur periode 2008-2014 serta keinginannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa.


Harapannya, setelah ia menjabat nanti, seluruh masyarakat dapat bersinergi untuk membangun Desa Lembah subur, menjadi salah satu desa maju di Kabupaten Kolaka Timur.


“Yang jelas bagi kami, hasil kemarin (pilkades) bukan sekedar kemenangan, akan tetapi ini adalah awal tanggung jawab. Harapan masyarakat yang ada dipundak saya, akan saya wujudkan melalui kinerja saya selepas pelantikan,” Tegasnya.


Selain itu dalam reformasi birokrasi desa, pihaknya akan mengubah paradigma keputusan kebijakan. Di mana masyarakat menjadi objek utama bukan sekedar subjek saja. Sehingga kedepannya akan banyak kebijakan yang diputuskan oleh masyarakat.


“Tentang pengambilan keputusan, masyarakat akan diposisikan sebagai yang utama. Saya pun berharap, partisipasi aktif masyarakat terus tumbuh, supaya ada check and balance dalam pemerintahan desa,” Imbuhnya.


Editor : M. I. A

×
Berita Terbaru Update