Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sukses Bisnis Gula Aren, Arentim Selalu Berdayakan Petani Kolaka Timur

Sabtu, 02 Desember 2023 | Desember 02, 2023 WIB Last Updated 2023-12-03T03:27:40Z

Owner Arentim bersama Masyarakat. Foto (Istimewa) 

Arentim, Sukses Bisnis Gula Aren - Di Indonesia, umumnya Gula Aren dijual dalam bentuk bulat padat yang khas. Penggunaannya pun terbatas pada pembuatan kuliner serta minuman tradisional Nusantara. Namun, beberapa tahun belakangan, muncul satu minuman yang kepopulerannya melesat dengan cepat : Kopi Susu Gula Aren. Di kota-kota besar, menu ini hampir tak pernah absen kehadirannya di berbagai gerai kedai kopi kekinian.


Tak disangka, fenomena ini menjadi keuntungan tersendiri bagi para petani dan bisnis pengolahan gula aren. Salah satunya adalah Arentim, sebuah UKM produsen gula aren asal Kolaka Timur, Sulawesi Utara. Hasrul, pemiliknya, memulai bisnis ini sebagai sebuah misi sosial untuk membantu kesejahteraan petani aren di daerah asalnya. Lewat produk andalannya, Gula Aren Serbuk dan Gula Aren Cair, UKM ini sukses menembus pasar nasional dan mengangkat penghasilan petani lokal hingga dua kali lipat.


Memperkenalkan diri sebagai pemuda biasa, Hasrul merupakan putra asli Sulawesi Tenggara. Ia berasal dari Desa Matabondu di Kabupaten Kolaka Timur, sebuah wilayah yang baru saja mekar pada tahun 2013. Daerah tempatnya tinggal memiliki potensi besar sebagai penghasil gula aren lokal. Meski begitu, dari pengamatan Hasrul, pengolahan komoditas tersebut belum cukup mendapat perhatian dari pemerintah setempat.



“Para petani hanya mengandalkan ilmu turun temurun dan peralatan seadanya dalam memproduksi gula aren. Alhasil, gula aren tidak dapat menjadi sumber penghasilan yang bisa mensejahterakan hidup mereka,” jelas Hasrul panjang lebar.


Kondisi yang seperti jalan di tempat ini berpengaruh besar terhadap cara berkebun mereka. Dampaknya, para pengrajin gula aren terpaksa terus melakukan pembukaan lahan perkebunan baru di daerah pegunungan. “Tak heran kalau pegunungan di sekitar daerah saya kini sudah mulai gundul,” tambah Hasrul.


Suatu hari, Hasrul mendampingi istrinya berbelanja kebutuhan harian di sebuah pasar lokal dekat rumah. Hal yang ia lihat di sana menimbulkan rasa miris di hatinya. Stok gula aren di gerai-gerai penjual pasar itu melimpah ruah, tidak terjual. Sebagian bahkan sudah mulai menjadi lembek, hampir rusak, dan tak mungkin lagi dikonsumsi. “Saat itu, saya ingin sekali rasanya membantu para petani memasarkan produk mereka dengan cara yang lebih baik,” cerita Hasrul.


Meskipun tekadnya sudah bulat, namun Hasrul sadar, bahwa percuma saja jika ia memasarkan gula-gula aren tersebut dengan kualitas yang ada saat itu. Hasrul harus menemukan metode tani dan pengolahan baru yang lebih baik bagi para petani. Maka ia pun memulai riset mandiri lewat informasi yang didapatnya melalui bacaan online dan komunitas pegiat aren di Indonesia.


Proses ini dimulainya pada tahun 2020. Dan setelah hampir satu tahun, Hasrul berhasil menemukan sistem produksi baru yang mampu membuat produk gula aren berkualitas tinggi, tahan lama, serta praktis. Selesai mengurus legalitas yang diperlukan, ia kemudian meluncurkan lini produk Gula Aren Serbuk dan Gula Aren Cair di bawah brand Arentim. Kedua produk ini dikemasnya dalam berbagai ukuran kemasan.



Tanpa disangka, varian Gula Aren Serbuk dan Cair mendapatkan sambutan hangat dari mood masyarakat Sulawesi. Hanya dalam waktu tiga bulan, produk Arentim berhasil terjual sebanyak lebih dari 11 ribu pcs. Setelahnya, jangkauan konsumen mereka terus berlipat ganda dan meluas.


Produk Arentim memang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan olahan gula aren produsen lain. Gula Aren Arentim dibuat dari tanaman aren asli Sulawesi yang terkenal dengan rasa khas berasal dari pohon aren pegunungan kaya akan mineral. Tak hanya itu, ia juga menawarkan harga yang 50 persen lebih rendah dibandingkan produk lain. “Ini karena kami menerapkan sistem produksi yang sangat efisien dan melibatkan petani dalam proses produksinya, sehingga tak butuh banyak karyawan,” jelasnya.


Namun, kesuksesan ini tidak diperoleh Hasrul secara instan. Beberapa bulan sebelum Arentim meluncurkan dua produk andalannya, pria ini mulai membina para petani lokal. Hal ini dilakukannya agar mereka bisa menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ia tetapkan sesuai dengan Sistem Jaminan Produk Halal. SOP tersebut dibuatnya untuk menjamin konsistensi kualitas rasa yang mereka hasilkan.


Menurut Hasrul, proses pembinaan saja memakan waktu setidaknya enam bulan penuh. “Saya memberi mereka pelatihan dan juga membantu pengadaan alat produksi,” cerita Hasrul.


×
Berita Terbaru Update